Perdebatan tentang status esports sebagai cabang olahraga yang sah telah mereda seiring pengakuannya di ajang kompetitif global. Namun, pertanyaan baru muncul: bagaimana hubungannya dengan industri perjudian? Dengan popularitas turnamen seperti Counter-Strike 2 dan Dota 2, taruhan esports kini menjadi fenomena yang sulit diabaikan. Lantas, apakah aktivitas ini termasuk dalam kategori sportsbook tradisional?
Esports dan Sportsbook: Definisi yang Beririsan
Sportsbook secara konvensional merujuk pada platform taruhan untuk acara olahraga fisik seperti sepak bola atau basket. Esports, meski berbasis digital, memenuhi kriteria kompetitif yang sama: aturan baku, liga terstruktur, dan basis penggemar massal. Perbedaannya terletak pada medium—layar komputer versus lapangan fisik.
Karakteristik Unik Taruhan Esports
Berbeda dengan olahraga tradisional, taruhan esports menawarkan dinamika khusus:
- Kecepatan pasar: Odds berubah lebih cepat karena durasi pertandingan yang singkat.
- Variasi taruhan: Dari hasil pertandingan hingga statistik pemain spesifik seperti kill/death ratio.
- Platform hybrid: Beberapa bookmaker menggabungkan esports dengan sportsbook biasa, sementara lainnya khusus menyediakan pasar esports.
Regulasi dan Tantangan Legitimasi
Legalitas taruhan esports bervariasi tergantung yurisdiksi. Di Inggris dan Malta, aktivitas ini diatur ketat seperti sportsbook konvensional. Namun, negara seperti AS masih memperdebatkan klasifikasinya karena unsur “keahlian versus keberuntungan”.
Isu Integritas Kompetisi
Skandal match-fixing dalam turnamen CS2 Asia tahun 2022 menunjukkan kerentanan esports terhadap manipulasi odds. Ini memicu diskusi tentang kebutuhan sistem verifikasi usia dan audit transaksi yang lebih ketat.
Perbandingan dengan Olahraga Fisik
Baik taruhan pada Dota 2 maupun sepak bola memiliki mekanisme serupa: analisis statistik, manajemen bankroll, dan faktor tak terduga seperti cedera—atau dalam esports, server crash. Namun, volatilitas odds lebih tinggi di esports karena meta permainan yang sering berubah.
Pandangan Komunitas
Survei oleh Esports Betting Report 2023 mengungkap 62% petaruh esports adalah milenial yang menganggapnya setara dengan taruhan olahraga tradisional. Sementara itu, generasi lebih tua cenderung memandangnya sebagai aktivitas niche.
Masa Depan Konvergensi Digital-Fisik
Dengan masuknya klub sepak bola seperti PSG dan Manchester City ke liga esports, batas antara kedua dunia semakin kabur. Beberapa bookmaker mulai menawarkan paket taruhan gabungan, misalnya memasang odds untuk pertandingan FIFA eWorld Cup bersamaan dengan Liga Champions UEFA.
Fenomena ini tidak hanya mengubah lanskap perjudian, tetapi juga memaksa regulator untuk memikirkan ulang definisi “olahraga” di era digital. Bagaimanapun, gelombangnya terlalu besar untuk dihentikan.